MEMAHAMI MAKNA “SPIRITUAL”
Sering kali dalam perbincangan kita menggunakan istilah spiritual, atau spiritualitas. Benarkah kita mengerti akan makna istilah tersebut?, ataukah kita ikut-ikutan saja, atau seakan-akan mengerti akan maksud kata spiritual itu…?
Penggalan kata spiritual adalah spirit+ual. Spirit mengandung arti semangat, kehidupan, pengaruh, antusiasme, spiritus itu bahan bakar dari alkohol, dan minuman anggur itu disebut sebagai spirit atau minuman yang memberi semangat. Spirit sering diartikan sebagai ruh atau jiwa. Jadi arti kiasannya adalah semangat atau sikap yang mendasari tindakan manusia.
Di masyarakat sering terlupakan bahwa arti sebenarnya spirit itu adalah entitas atau makhluk atau sesuatu bentuk energi yang hidup dan nyata, meskipun tidak kelihatan di mata biasa dan tidak punya badan fisik seperti manusia, tetapi spirit itu ada dan hidup. Spirit bisa diajak berkomunikasi sama seperti kita bicara dengan manusia yang lain. Interaksi dengan spirit yang hidup itulah sesungguhnya yang disebut spirit-ual.
Istilah spiritual acap kali dibawa keberbagai bidang tema pembicaraan, seringkali pembahasan lari kemana-mana, ke politik, ke ekonomi, ke sosial, atau ke ajaran tertentu, lupa bahwa spiritual itu terutama berkaitan dengan spirits atau roh-roh. Roh yang seperti apa dan apa perlunya? Di alam ini ada banyak roh. Roh-roh itu entitas hidup, jadi mereka punya agenda dan tujuan masing-masing. Mungkin sebagian mereka baik, tetapi sebagian yang lain kita tidak tahu karena tidak kita lihat.
Sehingga sesungguhnya istilah spiritual artinya berhubungan dengan roh atau spirit.
Religious atau religius/relijius artinya berhubungan dengan religi atau agama. Pengalaman relijius itu adalah pengalaman batin yang dialami dalam beragama, antara lain yang terjadi dalam ibadah agama. Pengalaman spiritual artinya pengalaman dengan roh dan energi yang lebih tinggi, yang kita sebut Tuhan.
Sering dikaitkan dengan istilah mistik, walau sebenarnya kata mistik maknanya ada dua, yang pertama arti sebenarnya adalah usaha manusia mencari penyatuan dengan Sang Pencipta. Arti yang kedua adalah arti salah kaprah, yaitu bahwa mistik sering dianggap pengalaman misterius dan perdukunan. Pengalaman mistik sering dialami melalui berbagai cara, melalui pengosongan pikiran atau meditasi, menyepi dan bertapa, pengunaan zat-zat tertentu, pengulangan kata, puasa, dan sebagainya. Itu semua usaha manusia untuk merasakan dan mencari penyatuan dengan yang lebih tinggi. Meditasi dibatasi dalam arti sempit saja sebagai praktek pengosongan dan konsentrasi pikiran untuk mencapai kondisi mental tertentu. Relaksasi adalah praktek menurunkan frekuensi gelombang otak kita supaya lebih lambat sehingga pikiran kita lebih rileks. Dengan demikian kemampuan atau kompetensi paranormal bukan syarat untuk mencapai kompetensi spiritual.
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu. Beberapa pakar telah mendalami secara sistematis, antara lain menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :1).Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, 2).Menemukan arti dan tujuan hidup, 3).Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, dan 4).Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.
Bagi manusia, mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai suatu prestasi dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem kepercayaan yang terorganisir dan teratur.
Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Ungkapan istilah spiritual sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atu pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran danperasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.
Secara kongkrit berdasarkan konsep tersebut, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan, dan system kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman,1997). Dyson mengamati bahwa seseorang menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan dengan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra, inter, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam ,dan Tuhan (Dossey & Guazetta, 2000).Para ahli menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.
Dengan mencapai tingkatan spiritual yang tinggi, mungkin saja akan dengan sendirinya memiliki satu atau dua kemampuan paranormal. Beberapa orang yang tingkatan spiritualnya tinggi menolong menyembuhkan orang sakit. Tetapi sebaliknya, memiliki kemampuan paranormal tinggi tidak selalu spiritualnya tinggi.
Mungkin ada pertanyaan, apakah menjadi spiritual itu berarti menjadi orang sakti yang paranormal? Jawabannya adalah tidak. Setiap manusia bisa belajar semua teknik atau teknologi alam roh yang disebut paranormal itu, tetapi spiritual tidak ditentukan oleh itu semua, walau tidak punya kemampuan paranormal apa-apa, tetapi Anda tetap bisa menguasai kompetensi spiritual.
Kaum spiritualis Barat sering mengemukakan bahwa bahwa tingkat kesadaran tertinggi dalam spiritual adalah yang disebut Christ Consciousness. Katanya, orang yang mencapai level kesadaran ini antara lain para nabi dan rasul, para sufi, para orang suci dan para yogi.
Jiwa (soul) adalah bukan spirit dan bukan mind. Jiwa bukan spirit, sebab Spirit itu sempurna dan berasal dari Sang Pencipta, tetapi jiwa kita ini belum sempurna. Jadi apa itu jiwa? Jiwa adalah benih abadi hasil kelahiran baru (diuraikan dalam bab mengenai Transformasi Spiritual). Jiwa adalah the self, diri kita sendiri. Kita dengan semua sifat dan kesadaran kita. Kita yang sadar dan bisa hidup selamanya. Kalau kita mati, maka fungsi fisiko-kimia otak berhenti, mind kita lenyap, tetapi jiwa kita masih ada. Mind kita akan ikut berhenti kala denyut listrik otak kita berhenti, tetapi jiwa masih hidup.
Jiwa (soul) itu beda dengan mind. Bukti lain bahwa jiwa itu beda dari mind adalah eksperimen dengan jiwa, keluar dari badan, ngraga sukma, atau out-of-body. Dengan sengaja, kita bisa keluar dari badan kita, sementara badan dan otak kita masih terbaring hidup. Dengan cara itu kita bisa berkunjung ke tempat-tempat yang jauh. Tidur itu katanya proses yang serupa dengan out-of-body. Ketika tidur, katanya jiwa kita keluar dari badan, mengambang sedikit di atas badan. Dalam jiwa itulah terletak kepribadian (personality), memori, dan kesadaran kita.
Kalau ditanya dan dicari siapakah “aku”, maka aku itu adalah Jiwa. “Aku” itu bukan badan atau pikiran kita. “Aku” secara sadar dan secara independen bisa mengamati semua emosi, pikiran, dan badan. Kalau Anda mau belajar menguasai diri Anda dan mental Anda sepenuhnya, belajarlah meditasi Hindu. Meditasi Hindu mengeksplorasi kesadaran ini dengan sangat mendalam. Jiwa itu sadar dan beda dari mind (pikiran dan perasaan). Kita dengan sadar bisa mengamati emosi kita, lalu mengendalikannya
Jadi pengembangan spiritual itu riilnya adalah bagaimana mengembangkan jiwa kita, dari bayi spiritual menjadi dewasa spiritual. Jiwa dari kondisi bayi yang belum berkembang sampai akhirnya jadi dewasa secara moral dan sifat. Itulah tujuan dari pengembangan spiritual. Spiritual itu bukan sekedar untuk menggapai pengalaman ajaib atau manifestasi roh, bukan pula hanya untuk bisikan atau petunjuk gaib, melainkan hasil akhirnya adalah sesosok jiwa manusia yang matang, yang seimbang, yang berpengalaman, dan yang bijak.
Demikian makna istilah spiritual dan beberapa kata yang terkait dengan istilah tersebut,..jika ada komentar silahkan…!! Salam Damai selalu…